CUBA PERHATIKAN!
“Apakah tidak engkau perhatikan bagaimana perbuatan Tuhanmu dengan kaum ‘Aad?” (ayat 6).
Ayat ini bersifat pertanyaan Tuhan kepada Rasul-Nya, memperingatkan betapa hebatnya azab dan kutuk Tuhan terhadap kaum ‘Aad, salah satu kabilah Arab zaman purbakala yang telah punah. Di dalam ayat-ayat dan Surat-surat yang lain, baik yang dahulu dari Surat ini atau yang kemudian daripadanya telah diterangkan bahwa kepada mereka Nabi Hud telah diutus oleh Allah.
Diterangkanlah pada ayat sambungannya betapa keadaan kaum ‘Aad itu; “(Yaitu) Iram yang empunya kemegahan.” (ayat 7). Karena mereka adalah satu kaum yang besar, kuat lagi gagah. Di dalam Surat Al-A’raf (Surat 7; 69) diterangkan bahwa sesudah zaman Nuh, kaum ‘Aad itulah kaum yang paling gagah dan kuat-kuat dan tinggi besar badan mereka, sihat tubuhnya. Dan disebutkan dalam Surat 41, Fushshilat ayat 15, bahwa karena merasa diri telah mencapai puncak kemegahan, mereka pun berlaku sewenang-wenang di muka bumi. “Yang belum pernah diadakan bandingannya di negeri-negeri itu.” (ayat 8). Mereka merasa merekalah yang paling kuat, paling gagah, paling kaya dan paling ditakuti di zaman itu Al-‘Imaad yang kita artikan kemegahan, berarti juga tonggak-tonggak tengah khemah yang besar-besar dan teguh seketika kaum ‘Aad itu datang menjarah dan menaklukkan negeri dan kabilah lain.
“Dan kaum Tsamud yang mengangkat batu gunung ke lembah itu.” (ayat 9).
Kaum Tsamud kabilah Arab purbakala juga, yang telah punah. Diutus Tuhan kepada mereka Nabi Shalih. Mereka pun kaya dan megah; saking kaya dan megahnya, mereka sanggup menakik batu-batu gunung buat mendirikan rumah-rumah yang besar dan megah. Bahkan di dalam Surat 15, Al-Hijr, ayat 82 diterangkan pula bahwa mereka pahat gunung-gunung dan di sana mereka dirikan rumah-rumah yang jadi tempat mereka istirahat.
“Dan Fir’aun yang mempunyai bangunan-bangunan teguh.” (ayat 10). Sampai kepada zaman kita sekarang ini masih dapat kita lihat bekas-bekas bangunan-bangunan yang didirikan oleh Fir’aun-fir’aun Mesir yang telah lalu berabad-abad itu. Baik di tanah rendah Mesir atau di Mesir Ulu, sebagai Luxor di Asouan ataupun Pyramide di tepi kota Cairo sekarang.
“Yang berbuat sewenang-wenang di negeri-negeri itu.” (ayat 11). Berbuat sesuka hatinya, sampai mengaku diri menjadi Tuhan yang maha kuasa pula di atas dunia ini, rakyat ditindasnya, hukum berlaku menurut kehendaknya, tidak siapa yang berani menyanggah, karena menyanggah artinya mati. “Maka mereka perbanyaklah di dalamnya kerusakan.” (ayat 12).
Dalam ayat ini dapatlah kita menemui suatu rahasia pembangunan yang akan kita jadikan i’tibar di zaman kita ini. Yaitu, baik kaum ‘Aad, atau kaum Tsamud, Fir’aun-fir’aun di Mesir di zaman dahulu itu telah membangun. Malahan ada yang sanggup mendirikan rumah-rumah indah dengan memahat gunung, rupanya kepandaian insinyur dan arsitek telah ada waktu itu. Sampai sekrarang kita lihat bekas bangunan Fir’aun yang telah beribu tahun yang sangat menakjubkan. Tetapi untuk membangunkan batu dan bata, pyramide dan patung, tetapi yang mereka runtuhkan ialah budi; Keadilan mereka tukar dengan kezaliman. Kebenaran mereka tukar dengan kebatilan. Sehingga segala pembangunan lahir itu tegak di atas kehancuran nilai perikemanusiaan.
Betapa jadinya?
Datanglah hukum yang pasti dari Tuhan; “Maka dicurahkanlah oleh Tuhanmu kepada mereka cambuk siksaan.” (ayat 13).
Binasa kaum itu semuanya; Kaum ‘Aad dibinasakan dengan angin punting beliung yang menghancurkan negeri mereka dahsyat pasir, dan kaum Tsamud dibinasakan dengan pekikan yang dahsyat memecahkan anak telinga, sehingga habis mati semuanya. Dan Fir’aun-fir’aun yang berkuasa itu, terutama Fir’aun yang didatangi Musa, tenggelam dalam lautan Qulzum seketika mengejar Musa.
Di akhir langgam susunan ayat ini bertemulah firman Tuhan; “Sesungguhnya Tuhanmu tetap di tempat pengawasan.” (ayat 14). Artinya, selama manusia masih bergiat dan hidup dalam alam dunia ini, di muka bumi ini, namun kezaliman, kebatilan, kemegahan yang menimbulkan sombong dan angkuh, tidaklah lepas dari pengawasan Allah. Satu waktu Dia akan memukulkan azab-Nya pula, sebagaimana telah dipukulkan-Nya ummat yang telah terdahulu itu.