KEHANCURAN
Ini adalah peringatan lagi tentang akan datangnya hari kiamat:
“Apabila langit telah hancur.” (ayat 1). Susunan yang sebagai kita lihat dari bumi sekarang ini tidak akan ada lagi. Bintang-bintang yang sekarang ada di tempatnya akan berkacau; itulah kehancuran. “Lantaran patuhnya kepada Tuhannya.” (pangkal ayat 2). Karena semuanya itu akan terjadi atas kehendak dan perintah Tuhan, sehingga langit itu hanya menurut saja kehendak Allah yang mengaturnya: “Dan patutlah dia begitu.” (ujung ayat 2). Kepatuhan langit kepada kehendak Allah adalah suatu hal wajar, sebab Allah-lah yang menciptakan sejak semula dan Allah pula Yang Maha Kuasa merobahnya.
“Dan apabila bumi telah dipanjangkan.” (ayat 3). Kalau kita lihat dalam peta atlas yang besar, nyatalah bahwa bumi itu bulat. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa suatu waktu dia akan dijadikan Allah panjang atau meluas. Menurut keterangan ahli-ahli memang bumi itu selalu berobah meskipun berobah itu berlaku dalam jutaan tahun. Bukan mustahil dari membulat dia melonjong. “Dan dikeluarkannya apa yang ada di dalamnya.” (pangkal ayat 4). Bumi itu sendiri karena telah melebar, atau tanah-tanah ketinggian jadi runtuh longsor, maka simpanan yang ada di dalam perut bumi itu dikeluarkannya sendiri. Simpanan itu ialah kuburan manusia: “Dan dia pun kosong.” (ujung ayat 4). Kubur itu telah menjadi kosong sebab isinya telah dimuntahkannya keluar, sehingga berseraklah tulang-tulang. “Lantaran patuhnya kepada Tuhannya dan patutlah dia begitu.” (ayat 5).
Kejadian di bumi demikian rupa adalah karena tunduknya bumi kepada Tuhan yang menciptakannya juga sebagaimana terjadi pada langit di ayat 2.
Semuanya berlaku atas kehendak Tuhan. Tidak ada kekuasaan lain yang membendung atau menghalanginya.