Sebagai permulaan Surat At-Takwir yang telah lalu, awal Surat Al-Infithaar ini pun tidaklah jauh daripada itu, yaitu menggambarkan betapa hebat betapa dahsyat ihwal hari kiamat itu kelak. “Apabila langit telah terbelah.” (ayat 1). Artinya peredaran cakrawala tidak lagi teratur dengan seksama sebagaimana biasa dan lantaran itu tentu: “Dan apabila bintang-bintang telah jatuh berserak.” (ayat 2). Tidak lagi terikat oleh daya tarik antara satu dengan yang lain, yang menyebabkan terdapat keseimbangan perjalanan alam ini. “Dan apabila lautan telah meluap-luap.” (ayat 3), menggelegak, mendidih karena goncangan yang ada pada seluruh permukaan jagat ini. Sebab yang satu bertali teguh dengan yang lain, yang menyebabkan rusak satu, hancur semuanya. “Dan apabila kubur-kubur telah dibongkar.” (ayat 4), karena manusia yang berkubur dihidupkan kembali menghadap hari mahsyar, hari berkumpul. Di dalam saat yang demikian: “Mengetahuilah jiwa apa yang telah pernah dikerjakannya dahulu dan dia kerjakan kemudian.” (ayat 5). Artinya mengertilah suatu diri, baik dari engkau ataupun diriku, pekerjaan dan perbuatan yang di masa hidup pernah dikerjakan; baik yang segera dikerjakan dan diamalkan, atau yang dilengah dilalaikan lalu terlambat mengerjakannya, sehingga yang penting menjadi dianggap kurang penting, dan umur pun habis.